Minggu, 29 Januari 2017

Anak Muda Memang Akan Mengalami Grogi


Hai Sobat Maple,
“Kehidupan seumpama lorong labirin, tak berujung. Setiap langkah memberi sang pengelana pilihan untuk tetap melintas, berhenti atau keluar melalui pintu menuju ke labirin baru, sampai kelak kita tiba di ujung pintu kehidupan-di seberang sana.”(Zhang Zhiyang)

Kehidupan memang hampir selalu memberikan pilihan, jalan mana yang hendak dipilih. Misalnya, saat menghadapi seorang penghujat, pilihan respon apa yang akan sobat ambil? Apakah balik menghujat? Apakah akan pergi begitu saja tapi menyimpan amarah dalam diri? Atau tersenyum dan berusaha bersabar?
It’s your choise!
Sumber: www.wikihow.com

Sebagian dari kita mungkin masih ingat pada masa kecil saat belajar mengendarai sepeda roda dua. Saat itu mungkin kita terjatuh beberapa kali, karena belum terbiasa mengkoordinasikan antara keseimbangan stang dan mengayuh pedal sepeda. Jatuh? Wajar saja, kan? Bagaimana respon/tanggapan kita saat itu? Sebagaian dari kita berhenti sejenak dan mencoba kembali. Sebagaian mungkin langsung bangkit dan tetap mengayuh seolah tidak merasakan sakit yang dialami. Atau sebagian yang lain sama sekali tidak mau mencoba kembali.

Grogi atau merasa takut/canggung, yang dalam bahasa Inggris nervous, memiliki beberapa arti, yakni gelisah, takut dan gugup.
Saat kita berhasil menghadapi sesuatu hal yang baru seperti belajar mengendarai sepeda roda dua, tentu kita akan naik level, yakni bisa mengendarai sepeda roda dua, level sebelumnya mungkin bisa mengendarai sepeda roda tiga. Di sana kita telah mengalami pengalaman keberhasilan, kita telah tumbuh.

Lalu, saat kita beranjak dewasa, kita akan tetap disuguhi segala macam hal baru yang sebenarnya telah memberi petunjuk, bahwa jika kita berhasil menghadapinya dengan baik, maka kita akan naik level. Misalnya, seorang pelajar yang mendapat tugas presentasi didepan kelas. Merupakan hal baru dan belum pernah melakukannya, jika tidak dihadapi dan menghindar dari jadwal presentasi, apa yang terjadi? Bisa saja mendapat nilai tak memuaskan atau reschedule.

Ada seorang pria yang berniat melamar gadis pujaannya, tetapi karena grogi tingkat tinggi bila menghadapi keluarga mempelai, bagaimana niat melamar bisa disampaikan. Respon tersebut merupakan pilihan individu, kan?
Sekali lagi, respon akan mengakibatkan konsekuensi atau dampak.

Jika kita tetap stay pada zona nyaman, maka itu cukup berbahaya, apalagi bagi anak muda. Kata Pak Mario dalam channel youtube Mario TeguhTV,” yang bermasalah itu kalo sudah lama tidak grogi, berarti tidak ada pertumbuhan.”

Jika grogi, hadapi. Dengan sebaik-baiknya tindakan. 

Jika gagal, hadapi. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan selalu sementara, menyerahlah yang membuatnya permanen.

inspirasi: Free Your Life, karya Aurelius B. Suryaatmaaja

2 komentar:

  1. Sangat bermanfaat untuk memotivasi diri ,

    BalasHapus
    Balasan
    1. trima kasih Niko sudah meninggalkan komentar. semoga bermanfaat bro

      Hapus