Hai Sobat Maple,
“Kehidupan seumpama lorong labirin, tak berujung. Setiap langkah
memberi sang pengelana pilihan untuk tetap melintas, berhenti atau keluar
melalui pintu menuju ke labirin baru, sampai kelak kita tiba di ujung pintu
kehidupan-di seberang sana.”(Zhang Zhiyang)
Kehidupan memang hampir selalu memberikan pilihan, jalan
mana yang hendak dipilih. Misalnya, saat menghadapi seorang penghujat, pilihan
respon apa yang akan sobat ambil? Apakah balik menghujat? Apakah akan pergi
begitu saja tapi menyimpan amarah dalam diri? Atau tersenyum dan berusaha
bersabar?
It’s your choise!
Sumber: www.wikihow.com
Sebagian dari kita mungkin masih ingat pada masa kecil saat belajar
mengendarai sepeda roda dua. Saat itu mungkin kita terjatuh beberapa kali,
karena belum terbiasa mengkoordinasikan antara keseimbangan stang dan mengayuh
pedal sepeda. Jatuh? Wajar saja, kan? Bagaimana respon/tanggapan kita saat itu?
Sebagaian dari kita berhenti sejenak dan mencoba kembali. Sebagaian mungkin
langsung bangkit dan tetap mengayuh seolah tidak merasakan sakit yang dialami. Atau
sebagian yang lain sama sekali tidak mau mencoba kembali.
Grogi atau merasa takut/canggung, yang dalam bahasa Inggris nervous, memiliki beberapa arti, yakni
gelisah, takut dan gugup.
Saat kita berhasil menghadapi sesuatu hal yang baru seperti belajar
mengendarai sepeda roda dua, tentu kita akan naik level, yakni bisa mengendarai
sepeda roda dua, level sebelumnya mungkin bisa mengendarai sepeda roda tiga. Di
sana kita telah mengalami pengalaman keberhasilan, kita telah tumbuh.
Lalu, saat kita beranjak dewasa, kita akan tetap disuguhi
segala macam hal baru yang sebenarnya telah memberi petunjuk, bahwa jika kita
berhasil menghadapinya dengan baik, maka kita akan naik level. Misalnya,
seorang pelajar yang mendapat tugas presentasi didepan kelas. Merupakan hal
baru dan belum pernah melakukannya, jika tidak dihadapi dan menghindar dari
jadwal presentasi, apa yang terjadi? Bisa saja mendapat nilai tak memuaskan
atau reschedule.
Ada seorang pria yang berniat melamar gadis pujaannya,
tetapi karena grogi tingkat tinggi bila menghadapi keluarga mempelai, bagaimana
niat melamar bisa disampaikan. Respon tersebut merupakan pilihan individu, kan?
Sekali lagi, respon akan mengakibatkan konsekuensi atau
dampak.
Jika kita tetap stay pada
zona nyaman, maka itu cukup berbahaya, apalagi bagi anak muda. Kata Pak Mario
dalam channel youtube Mario TeguhTV,”
yang bermasalah itu kalo sudah lama tidak grogi, berarti tidak ada pertumbuhan.”
Jika grogi, hadapi. Dengan sebaik-baiknya tindakan.
Jika gagal,
hadapi. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan selalu sementara,
menyerahlah yang membuatnya permanen.
inspirasi: Free Your Life, karya Aurelius B. Suryaatmaaja
Sangat bermanfaat untuk memotivasi diri ,
BalasHapustrima kasih Niko sudah meninggalkan komentar. semoga bermanfaat bro
Hapus